Fatwa Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari Tentang Wahabi Salafi
Dalam Kitab Risalah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Hal 9
و
منهم فرقة يتبعون رأي محمد عبده و رشيد رضا ، ويأخذون من بدعة محمد بن
عبد الوهاب النجدي ، وأحمد بن تيمية وتلامذيه ابن القيم الجوزي و عبد
الهادي
Di antara mereka (sekte yang muncul pada kisaran
tahun 1330 H.), terdapat juga kelompok yang mengikuti pemikiran
Muhammad Abduh dan rasyid Ridha. Melaksanakan kebid'ahan Muhammad bin
Abdul Wahhab al-najdy, Ahmad bin Taimiyah serta murid-murid Ibnul
Qoyyim al-jauzy dan Abdul hadi.
فحرموا ما أجمع المسلمون على ندبه ، وهو السفر لزيارة قبر رسول الله صلى الله عليه وسلم ، وخالفوهم فيما ذكر وغيره
Mereka
mengaharamkan hal-hal yang telah disepakati oleh orang-orang Islam
sebagai sebuah kesunnahan, seperti bepergian untuk menziarahi makam
Rasulullah SAW serta berselisih dalam kesepakatan-kesepakatan lainnya.
قال
ابن تيمية في فتاويه : وإذا لا اعتقاد أنها أي زيارة قبر النبي صلى الله
عليه وسلم طاهة ، كان ذلك محرما بغجماع المسلمين ، فصار التحريم من الأمر
المقطوع به
Bahkan Ibnu Taimiyah menyatakan dalam Majmu'
Fataawa-nya, ".................. dengan demikian, karena berkeyakinan
(yakni mengunjungi makam rasulullah sebagai sebuah bentuk ketaatan),
mereka telah jatuh pada keharaman yang telah disepakati oleh umat
Muslim. Karenanya, keharaman adalah sesuatu yag mestinya
ditinggalkan................."
قال العلامة الشيخ محمد بخيت
الحنفي المطيعي في رسالته المسماة تطهير الفؤاد من دنس الإعتقاد : وهذا
الفريق قد ابتلى المسلمون بكثير منهم سلفا وخلفا ، فكانوا وصمة وثلمة في
المسلمين وعضوا فاسدا ،
Al-Allamah Syeikh Muhammad Bakhit
al-Hanafi al-Muth'i menyatakan dalam kitabnya, Tathirul Fuad min
danasil I'tiqood (Pembersihan hati dari Kotoran Keyakinan) bahwa,
"kelompok ini sungguh menjadi cobaan berat bagi umat Muslim, baik salaf
maupun kholaf. Mereka adalah duri "dalam daging/musuh dalam selimut"
yang hanya merusak keutuhan Islam.
يجب قطعه حتى لا يعدى الباقي ، فهو كالمجذوم يجب الفرار منهم ، فإنهم فريق يلعبون بدينهم يذمون العلماء سلفا وخلفا
Maka
wajib menanggalkan/menjauhi (penyebaran) ajaran mereka agar yang lain
tidak tertular. Mereka laksana penyandang Lepra yang mesti dijauhi.
Mereka adalah kelompok yang mempermainkan agama mereka. Hanya bisa
menghina para ulama, baik salaf maupun kholaf.
ويقولون :
إنهم غير معصومين فلا ينبغي تقليدهم ، لا فرق في ذلك بين الأحياء والأموات
يطعنون عليهم ويلقون الشبهات ، ويذرونها في عيون بصائر الضعفاء ، لتعمى
أبصارهم عن عيوب هؤلاء
Mereka menyatakan, "para
ulama bukanlah orang-orang yang terbebas dari dosa, maka tidaklah layak
mengikuti mereka, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal."
Mereka menyebarkan (pandangan/asumsi) ini pada orang-orang bodoh agar
tidak dapat mendeteksi kebodohan mereka.
ويقصدون بذلك
إلقاء العداوة والبغضاء ، بخلولهم الجو و يسعون في الأرض فسادا ، يقولون
على الله الكذب وهم يعلمون ، يزعمون أنهم قائمون بالأمر بالمعروف والنهي
عن المنكر ، حاصون الناس على اتباع الشرع واجتناب البدع ، والله يشهد إنهم
لكاذبون
Maksud dari propaganda ini adalah
munculnya permusuhan dan kericuhan. Dengan penguasaan atas jaringan
teknologi mereka merusak tatanan masyarakat. Mereke menyebarkan
kebohongan mengenai Allah, padahal mereka menyadari kebohongan
tersebut. Menganggap dirinya melaksanakan amar makruf nahi munkar,
mereccoki masyarakat dengan mengajak untuk mengikuti ajaran-ajaran
syariat dan menjauhi kebid'ahan. Padahal Allah maha mengetahui, bahwa
mereka berbohong.
Dalam Kitab Risalah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Hal 9