Karena beberapa kali saya mendapat laknat dari temen2 salafi karena kerjaan yang saya geluti sekarang, padahal mereka gak tau yang sebenarnya dan hanya menduga2 saja hehe... Mari kita simak Fatwa ulama ttg kerjaan saya ini, biar tidak ada su'udzon diantara kita hehe :
Fatwa Sheikh Nuh Ali Sulaiman (mantan Qodhi Al-Qudho di Jordan) beraqidah Ahlus-Sunnah wal Jamaah Al-Asya'irah. Berfatwa tentang Bekerja di Bank Konvensional:
العمل في البنوك الربوية فيه تفصيل تابع لصفة العمل المقصود:
Bekerja di Bank ribawi (konvesional) ini hukumnya terperinci sesuai dengan sifat kerjaannya:
1- فإذا كان عمل الموظف في البنك الربوي بعيدا عن مباشرة الفوائد الربوية، وليس فيه إعانة مباشرة عليها: فلا بأس في عمله ولا حرج.
1. Apabila pekerjaannya tidak secara langsung (jauh) dari transaksi riba, atau tidak membantu secara langsung atas transaksi riba ini, maka hukumnya TIDAK APA2 bekerja di Bank dan tidak masalah.
2- أما إذا كان عمل الموظف في البنك الربوي مباشرا للفوائد الربوية، وفيه إعانة عليها: فلا يجوز له ذلك،
2. (akan tetapi) jika pegawai bank ribawi tersebut bekerja secara langsung dalam transaksi riba dan turut membantu transaksi riba ini, maka hukum pekerjaan ini tidak boleh.
Sumber : http://www.aliftaa.jo/
Sedangkan fatwa ulama Salafi Syaikh Abdul Muhsin al-Ubaikan beliau adalah Penasehat kerajaan KSA menjelaskan dalam Fatwanya bahwa Syaikh Bin Baz dan juga Syaikh al-Utsaimin memang mengharamkan secara mutlak bekerja di Bank.
Akan tetapi Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Humaid mantan kepala Majlis Pengadilan tertinggi KSA memperbolehkan bekerja di Bank kovensional asalkan tidak membantu dalam transaksi riba tsb.
Bahkan Syaikh Abdul Muhsin al-Ubaikan setelah menjelaskan panjang lebar, beliau berkesimpulan bahwa BOLEH bekerja di Bank. saya kutip :
الحاصل أنه إذا اشتبه الأمر عليك ودفع لك راتبك ولا تدري هل هو عين الربا أو من غيره فلا بأس بأخذه كما قرره شيخ الإسلام ابن تيمية –رحمه الله- وإذا كنت لا تكتب الربا ولا تساعد في كتابته , وإنما تكتب أشياء أخرى كما هو ظاهر سؤالك فلا حرج إن شاء الله عليك والله أعلم" ا.هـ (مجموع فتاواه ص 187-188).
Intinya bahwa apabila hal ini samar dan gajimu dibayar,sedangkan anda tidak tahu apa itu murni dari hasil riba atau yang lainnya,maka tidak mengapa anda mengambilnya,sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibnu Taimiyyah-rahimahullah-dan
Sumbernya : http://al-obeikan.com/