Asiyah bin Muzahim, adalah seorang (mantan) istri fira'un yang padanya keimanan dan menjaga kehormatan yang nantinya akan dimasukkan kedalam surga Allah SWT. Bahkan beliau adalah salahsatu wanita yang akan dipersandingkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW kelak di surga.
Ibnu Katsir ketika menafsirkan kata ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَارًا "Janda dan Perawan" (1) dalam Surat At-Tahrim Ayat 5:
عَسَى رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ مُسْلِمَاتٍ مُؤْمِنَاتٍ قَانِتَاتٍ تَائِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سَائِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَارًا . التحريم/5
"Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang ta'at, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda (ثَيِّبَاتٍ) dan yang perawan (أَبْكَارًا)." (QS. At-Tahrim : 5)
Beliau mengutip sebuah riwayat Ath-Thbarany, dari Ibnu buraydah dari ayahnya mengatakan :
وعد الله نبيه صلى الله عليه وسلم في هذه الآية أن يزوجه ، فالثيب : آسية امرأة فرعون ، وبالأبكار : مريم بنت عمران
"Dalam ayat ini terdapat janji Allah kepada Nabinya SAW, untuk menikahkan beliau dengan seorang "janda" yaitu Asiyah (mantan) istri firaun, dan wanita perawan yaitu Maryam binti Imron."
Kata "Tsayyib" atau "Janda" yang disandang Asiyah disana hanya menunjukkan dirinya sebagai mantan istri orang, dan bukan berarti pernah di gauli/disetubuhi oleh Fira'un, karena beliau pernah berdoa demi kesucian/kehormatannya untuk tidak bersetubuh dengan firaun dan di ijabahi oleh Allah SWT :
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ آمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ . التحريم/11
"Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya (وَعَمَلِهِ), dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim." (QS. At-Tahrim : 11)
Ibnu Abbas menafsiri kata "dan perbuatannya (وَعَمَلِهِ)" itu berati Jima' (persetubuhan) dengan firaun. (2)
Wanita paling mulia di dunia dan akhirat
Didalam banyak hadits, dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa Asiyah adalah salah seorang dari empat wanita yang paling sempurna/mulia di akhirat kelak.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( كَمَلَ مِنْ الرِّجَالِ كَثِيرٌ ، وَلَمْ يَكْمُلْ مِنْ النِّسَاءِ إِلَّا : آسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ ، وَمَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ ، وَإِنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ ) رواه البخاري (3411) ومسلم (2431)
Rasulullah SAW bersabda :
Banyak lelaki yang sempurna, tetapi tiada wanita yang sempurna kecuali Asiyah istri Firaun dan Maryam binti Imran, Sesungguhnya keutamaan Asiyah dibandingkan sekalian wanita adalah sebagaimana keutamaan bubur roti gandum dibandingkan dengan makanan lainnya (HR Bukhary (3411) dan Muslim (2431))
وعن أنس بن مالك رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال :
( حَسْبُكَ مِنْ نِسَاءِ الْعَالَمِينَ : مَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ ، وَآسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ ) رواه الترمذي (رقم/3878) وقال: حسن صحيح .
Dan dari Anas bin Malik RA, sesungguhnya Nabi SAW bersabda:
“Cukuplah bagimu dari wanita dunia : Maryam bin Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad dan Asiyah isteri Fir`aun.” (HR At-Tirmidzi hadits nomer 3878; dia berkata hadits Hasan Shohih).
وعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ :
( خَطَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْأَرْضِ أَرْبَعَةَ خُطُوطٍ ، قَالَ : تَدْرُونَ مَا هَذَا ؟ فَقَالُوا : اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَفْضَلُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ : خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ ، وَآسِيَةُ بِنْتُ مُزَاحِمٍ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ ، وَمَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُنَّ أَجْمَعِينَ ) رواه أحمد في " المسند " (4/409) وصححه الحافظ ابن حجر في " فتح الباري " (6/178)
Dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membuat empat garis di atas tanah, kemudian bersabda: "Tahukah kalian apa ini?" Para sahabat menjawab; "Allah dan RasulNya lebih mengetahui." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Penghuni surga yang paling utama dari kalangan wanita adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad dan Asiyah binti Muzahim istri fir'aun, serta Maryam putri Imran semoga Allah meridhai mereka semuanya." (HR. Ahmad dalam kitab Al-Musnad (4/409), dan Ibnu Hajar Al-Atsqolany Menshohihkannya dalam kitab Fathul Bary (6/178))
Siksaan Firaun Kepada Asiyah.
Didalam berbagai kitab tafsir diceritakan bagaimana Asiyah disiksa dengan pedihnya hingga meninggal dunia oleh Firaun, dalam tafsir Al-Qurthubi (3) dihikayahkan:
قال أبو العالية : اطلع فرعون على إيمان امرأته فخرج على الملأ فقال لهم : ما تعلمون من آسية بنت مزاحم ؟ فأثنوا عليها . فقال لهم : إنها تعبد ربا غيري . فقالوا له : اقتلها . فأوتد لها أوتادا وشد يديها ورجليها فقالت : رب ابن لي عندك بيتا في الجنة ووافق ذلك حضور فرعون ، فضحكت حين رأت بيتها في الجنة . فقال فرعون : ألا تعجبون من جنونها ! إنا نعذبها وهي تضحك ; فقبض روحها
Abul Aliyah berkata : ketika Fir’aun mengetahui keimanan Asiyah istrinya, ia keluar menemui kaumnya lalu bertanya: “Apa yang kalian ketahui tentang Asiyah bintu Muzahim?” Merekapun memujinya. Fir’aun berkata kepada mereka: “Ia menyembah Tuhan selain aku.” Mereka berkata: “Kalau begitu, bunuhlah dia.” Maka Fir’aun membuat pasak-pasak, kemudian mengikat kedua tangan dan kedua kaki istrinya, dan menyiksanya. Asiyah berdoa: “Wahai Rabbku, bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah rumah di dalam surga.”
Allah SWT pun mengabulkan doa Asiyah dengan membangunkan sebuah rumah di surga untuknya. Dan rumah itu diperlihatkan kepada Asiyah, maka ia pun tertawa. Bertepatan dengan itu Fir’aun datang. Melihat Asiyah tertawa, Fir’aun berkata keheranan: “Tidakkah kalian heran dengan kegilaan Asiyah? Kita siksa dia, malah tertawa.” Pada akhirnya dicabutlah ruh Asiyah oleh Allah SWT. menuju surganya.
Semoga kita dapat mengambil ibroh dari beliau Asiyah radiyallahu anha
__________________
1. Tafsir Ibnu Katsir : juz 8 hlm 166
2. Tafsir Al-Baghawi : juz. 8 hlm. 171
3. Tafsir Al-Qurthubi : juz 3 hlm. 213