ADAB BERFATWA

Diposkan oleh Label: di
Orang-orang sholihin jaman dahulu sangat hati-hati dalam berfatwa. Mereka tidak berani menjawab bila belum benar-benar yakin ada datanya. Bahkan lebih suka fatwa dilimpahkan kepada lainnya, karena setiap jawaban kelak akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT di hari kiamat

عن عبد الرحمن ابن أبي ليلى قال أدركت عشرين ومئة من الأنصار من أصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم يسأل أحدهم عن المسألة فيردها هذا إلى هذا وهذا إلى هذا حتى ترجع إلى الأول

Diriwayatkan dari Imam Abdurrahman bin Abi Laila, beliau berkata : Aku temui 120 shahabat anshar yang masing-masing bila ditanya suatu masalah lebih suka mengalihkan jawaban pada lainnya sehingga kembali pada orang semula

عن ابن مسعود وابن عباس رضي الله عنهم من أفتى في كل ما يسأل فهو مجنون

Diriwayatkan dari shahabat Abdullah bin Masúd ra dan shahabat Abdullah bin Umar ra : Barang siapa yang selalu menjawab setiap masalah yang ditanyakan padanya, maka diaadalah orang gila

عن الشافعي وقد سئل عن مسألة فلم يجب فقيل له فقال حتى أدري أن الفضل في السكوت أو في الجواب

Al-Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafii saat ditanya suatu masalah, beliau diam dan tidak langsung menjawab. Saat ditanya, kenapa engkau diam dulu tuan ? Beliau menjawab bahwa aku mohon petunjuk pada Allah SWT sampai mendapati keyakinan bahwa keutamaan ada pada diam (tidak menjawab ) atau menjawabnya

عن مالك أيضا أنه ربما كان يسأل عن خمسين مسألة فلا يجيب في واحدة منها وكان يقول من أجاب في مسألة فينبغي قبل الجواب أن يعرض نفسه على الجنة والنار وكيف خلاصه ثم يجيب

Imam Malik bin Anas ra pernah ditanya 50 masalah, dan tidak ada satupun yang beliau jawab.
Kemudian beliau berkata : Barang siapa yang mau menjawab suatu masalah, hendaklah dia membayangkan seakan dirinya berada di antara sorga dan neraka. Apakah jawabanya bisa menjadikan dia selamat atau justru terjerumus ke neraka (karena ngawur)
Jika sudah yakin benar, maka silahkan dia menjawab

وسئل عن مسألة فقال لا أدري فقيل هي مسألة خفيفة سهلة فغضب وقال ليس في العلم شيء خفيف

Pernah suatu saat Imam Malik bin Anas ra ditanya suatu masalah yang ringan, namun beliau justru berkata : Aku tidak tahu jawabanya
Dikatakan padanya : Tuan, bukankah ini masalah yang sangat sepele ?. Akkhirnya beliau marah dan berkata : Tidak ada sedikitpun yang remeh dalam masalah ilmu

Marilah kita hati-hati dalam menjawab setiap masalah atau berbicara masalah ilmu. Jangan ngarang dan merekayasa dengan mengandalkan akal kita yang sangat terbatas. Jika tidak memiliki data-data akurat dari kitab para ulama madzahib arbaáh, lebih selamat kita diam saja. Tidak perlu merasa gengsi ataui rendah justru. Justru ulama-ulama besar jaman dahulu lebih suka diam dan tidak asal menjawab/berbicara

قال الشافعي ما رأيت أحدا جمع الله تعالى فيه من آلة الفتيا ما جمع في ابن عيينة أسكت منه على الفتيا

Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafii ra berkata : Saat ini tiada seorangpun di sisi Allah SWT yang lebih komplit dan layak berfatwa seperti Imam Sufyan bin Úyainah, namun beliau lebih suka diam dan tidak sembarangan berfatwa

Sumber : Adaabul Fatwa Lil Imam Abu Zakariya Yahya bin Syarof An-Nawawiy
Post a Comment

Back to Top