Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan definisi Fatrah yaitu:
تعريف الفترة: (هي ما بين كل نبيين كانقطاع الرسالة بين عيسى عليه السلام ومحمد صلى الله عليه وسلم) ((تفسير القرآن العظيم)) لابن كثير 2/35.
Fatrah yaitu waktu diantara (sela) para nabi seperti terputusnya/kosongnya risalah antara Nabi Isa Alaihissalam dan Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wa Sallam (Tafsir Ibnu Katsir : 2/35.
Demikia juga dijelaskan Al-ALusi dalam tafsirnya ruhul ma'ani :
وقال الألوسي في تفسيره: (أجمع المفسرون بأن الفترة هي انقطاع ما بين رسولين) ((روح المعاني)) (6/103)، وانظر: ((تفسير الطبري)) (10/156)، ((جمع الجوامع)) للسبكي (1/63).
Ijma' para ahli tafsir bahwasanya Fatrah itu terputusnya/kekosongan antara dua rasul. (kitab Ruhul Ma'ani : 6/103) juga lihat (Tafsir Al-Qurtubi : 10/156) dan (jam'ul jawami' lissubki : 1/63)
Definisi ini juga dijelaskan oleh Imam As-Suyuthi :
وأهل الفترة: (هم الأمم الكائنة بين أزمنة الرسل الذين لم يرسل إليهم الأول، ولا أدركوا الثاني كالأعراب الذين لم يرسل إليهم عيسى ولا لحقوا النبي صلى الله عليه وسلم..) ((الحاوي للفتاوي)) للسيوطي (2/209)،
Adapun ahlul fatrah adalah umat manusia yang hidup nya tidak menemui dakwah awal serta tidak juga menemui dakwa kedua seperti contohnya orang Arab yang tidak diutus atas mereka nabi Isa dan juga tidak mengetahui ajaran Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wa Sallam (Al-Hawi lil fatawaa lissuyuthi : 2/209)
Setelah kita tau Ahlul Fatrah itu tidak menerima risalah antara dua kenabian, maka selanjutnya bagaimana hukum mereka kelak di akhirat apakah akan mendapatkan surga atau sebaliknya neraka yang akan mereka terima? Seperti kita tau bahwa sebagian kecil dari umat Islam ini berkeyakinan bahwa kedua Orang Nabi Muhammad SAW yang hidup pra Islam (masa Fatrah) ini masuk neraka, padahal TIDAK demikian. Mari kita simak beberapa pandangan dan pendapat mayoritas para ulama' tentang Hukum Ahlul Fatrah:
Ibnu Taimiyah mengatakan :
ومن لم تقم عليه الحجة في الدنيا بالرسالة كالأطفال والمجانين وأهل الفترات فهؤلاء فيهم أقوال أظهرها ما جاءت به الآثار أنهم يمتحنون يوم القيامة، فيبعث إليهم من يأمرهم بطاعته، فإن أطاعوه استحقوا الثواب، وإن عصوه استحقوا العذاب. ((الجواب الصحيح)) (1/312)، وانظر: ((درء التعارض)) (8/401)، ((مختصر الفتاوى المصرية)) (ص643)، و(مجموع الفتاوى)) (24/371-372). .
“Manusia yang belum ditegakkan hujjah padanya, seperti anak-anak kecil, orang gila, ahlul fathrah, nasih mereka sebagaimana terdapat pada banya atsar, yaitu mereka akan dites pada hari qiamat. Ada yang diutus untuk memerintahkan mereka pada ketaatan. Jika mereka taat, mereka diberi kebaikan (surga) . Jika mereka enggan taat, diberi siksa (neraka) ”. (kitab Al-Jawab Ash-Shohih : 1/312), liahat juga (Dar'ut Ta'arudl : 8/401), (Mukhtashar Al-Fatawaa Al-Mishiriyah : 643) dan (Majmu' Fatawaa Li Ibni Taimiyah : 24/371-372)
Ibnu Katsir mejelaskan tentang kedudukan mereka di akhirat kelak dlam Tafsirnya:
وقد اختلف الأئمة رحمهم الله تعالى فيها قديماً وحديثاً وهي الولدان الذين ماتوا وهم صغار وآباؤهم كفار ماذا حكمهم؟ وكذا المجنون والأصم والشيخ الخرف ومن مات في الفترة ولم تبلغه دعوته وقد ورد في شأنهم أحاديث أنا أذكرها لك بعون الله وتوفيقه) ((تفسير القرآن العظيم)) لابن كثير (3/28)،
Al Hafidz Ibnu Katsir Rahimahullah berkata: “Para ulama terdahulu dan ulama masa sekarang berbeda pendapat mengenai anak kecil yang meninggal dalam keadaan kafir, bagaimana statusnya? Demikian juga orang gila, orang tuli, orang tua yang pikun dan ahlul fatrah yang belum pernah mendengar dakwah, terdapat beberapa hadits yang membahas status mereka. Dengan inaayah dan taufiq Allah, akan saya sampaikan kepada anda”. (Tafsir Al-Qur'anul 'Adzim Ibnu Katsir : 3/28)
Kemudian beliau memaparkan hadits-hadits tersebut, lalu menjelaskan pendapat-pendapat yang ada, dan memilih pendapat yang menyatakan bahwa mereka akan dites kelak di hari kiamat. Beliau berkata:
وهذا القول يجمع بين الأدلة كلها، وقد صرحت به الأحاديث المتقدمة المتعاضدة الشاهد بعضه لبعض..) (تفسير القرآن العظيم)) (3/30). .
“Pendapat inilah yang mencakup semua dalil yang ada. Dan hadits-hadits yang telah saya sebutkan pun menegaskannya dan saling menguatkan” (Tafsir Al-Qur'anul 'Adzim Ibnu Katsir : 3/30)
Bahkan, Imam As-Suyuthi mengatakan orang yang meninggal pada masa fatrah itu selamat dari neraka :
قال السيوطي – رحمه الله-: (وقد أطبقت أئمتنا الأشاعرة من أهل الكلام والأصول، والشافعية من الفقهاء على أن من مات ولم تبلغه الدعوة يموت ناجياً…) ((الحاوي للفتاوي)) للسيوطي (2/202).
“Para imam-imam Asya'irah yang termasuk ahlul kalam dan ahlul ushul, serta ulama ahli fiqih madzhab Syafi’i berpendapat bahwa orang yang mati dalam keadaan belum pernah mendengar Islam, ia selamat dari neraka.. (Al Haawi Lil Fatawa, 2/202).
Demikian pula orang tua Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang termasuk hidup dalam masa Fatrah yang tidak jatuhnya siksa pada mereka berdua. Wallahu a'lam
_____________________________________
Rafiah Adawiyah
Follow Twitter : @pipik_A