DUSTA SYI'AH ROFIDHOH DALAM ARTIKEL KEBOHONGAN IBNU HAJAR AL-ASQALANI

Diposkan oleh Label: di
Aku Facebook bernama TANTE AISYAH menuliskan artikel yang diberijudul "KEBOHONGAN IBNU HAJAR AL-’ASQALANI"

(A) HADITS IMAMAH ALI DAN ITRAH AHLULBAIT MERUPAKAN HADITS MUTAWATIR
Hadits diriwayatkan oleh para sahabat dengan beragam sanad dan dinukil dalam berbagai kitab, di antaranya.

Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang ingin hidup seperti hidupku, mati seperti matiku, tinggal di surga A’dn yang telah ditanami oleh Tuhanku maka jadikanlah Ali sebagai Walinya sepeninggalku dan me-wila’ walinya, serta ikut Ahlul Baitku yang datang setelahku. Mereka adalah itrah keluargaku, diciptakan dari bagian tanahku dan dilimpahkan kepahaman serta ilmuku.
Celakalah orang-orang yang telah mendustakan keutamaan mereka dari ummatku, dan yang telah memutuskan tali rahimnya dengan mereka. Kelak Allah tidak akan memberi mereka syafaatku kepadanya.“

[(1) Mustadrak al-Hakim, Jilid 3, Hlm 128; (2) Thabarani, Jami’ al-Kabir; (3) Ibnu Hajar al-Asqalani, Al-Isobah; (5) Kanzul Ummal, Jilid 6, Hlm 155; (6) Khawarizmi, Al-Manaqib, Hlm 34; (7) Yanabi al-Mawaddah, Hlm 149; (8) Haliyah al-Auliya’, Jilid 1, Hlm 86; (9) Tarikh Ibnu Asakir, Jilid 2, Hlm 95]

Hadits di atas merupakan salah satu di antara sejumlah hadis gamblang dan tegas yang tak dapat ditakwilkan. Ia tidak memberi hak-pilih dan alternatif lain kepada seorang muslim, bahkan menafikan dan menyangkal dengan sembarang alasan.
Apabila dia tidak me-wila’ Ali KW (menjadikannya sebagai wali atau pemimpin) dan tidak ikut itrah keluarga Nabi maka dia akan diharamkan dari memperoleh syafaat datuk mereka, yakni Rasulullah SAW.

(B) IBNU HAJAR AL-’ASQALANI MEMBODOHI DIRI
Dalam kitabnya al-Ishabah, Ibnu Hajar al-’Asqalani merupakan melemahkan hadits di atas dengan mengatakan:
“Dalam sanad hadits ini ada Yahya bin Ya’la al-Muharibi, seorang perawi yang lemah.”

Pendapat Ibnu Hajar ini telah menyebabkan Yahya bin Ya’la al-Muharibilah dianggap orang yang telah memalsukan hadis ini, dan karenanya Hadits ini tidak bisa dijadikan sebagai hujjah.

(C) PARA ULAMA MENYINGKAP KEBOHONGAN IBNU HAJAR AL-’ASQALANI
Dalam Kitab Munaqasyat Aqaidiyah Fi Maqalat Ibrahim al-Jabhan dinyatakan bahwa Yahya bin Ya’la al-Muharibi adalah di antara perawi-perawi yang tsiqah (yang dipercaya) yang dipegang oleh Bukhori dan Muslim.
(1) Misalnya Bukhori telah meriwayatkan hadis riwayat Yahya ini dalam Shohih Bukhori Bab Ghazwah al-Hudaibiyah, Jilid 3, Hlm 31.
(2) Muslim telah meriwayatkan hadis darinya dalam Shohih Muslim Bab al-Hudud, Jilid 5, Hlm 119.
[Manaqasyat Aqaidiyah Fi Maqalat Ibrahim al-Jabhan, Hlm 29]
(3) Adz-Dzahabi sendiri –betapapun ketatnya dia—menilai Yahya bin Ya’la al-Muharibi sebagai perawi yang dipercaya.
(5) Para imam al-Jarhu wa at-Ta’dil menilai Yahya bin Ya’la al-Muharibi sebagai tsiqat.

TAMPAK KEBOHONGAN IBNU HAJAR AL ASQALANI DALAM MELEMAHKAN HADITS IMAMAH IMAM ALI

Link fbnya https://www.facebook.com/photo.php?fbid=270536149762187&set=a.194655360683600.1073741828.100004174119193&type=1&relevant_count=1:


Jawaban Saya Rofiah Adawiyah: 

Kelakuan seorang Syiah (Rofidhoh) 'bodoh' bernama TANTE AISYAH yang sukanya memcibir dan berdusta, dari nama akun fbnya saja udah ketahuan nisbat pelecehan atas nama Istri Rasulullah yang menjadi Ummul Mu'minin Sayyidatina Aisyah Radiyallahu Anha...

Dia juga menulis catatan yang diberi judul "KEBOHONGAN IBNU HAJAR AL-’ASQALANI" dalam melemahkan hadits Imamah Imam Ali. Tapi apakah benar tuduhannya tersebut? Cekidooot

Harusnya tante Aisyah tau perbedaan antara Yahya bin Ya'la Al-muharbi dan Yahya bin Ya'la Al-Aslami.

Terjemahan Hadits yang dikutip Tante Aisyah dicacatan tidak sesuai dengan yang ada di kitab Al-Ishobah dan sama sekali tidak ada nama Yahya bin Ya'la Al-muharbi maupun Al-Aslami dalam sanad terjemahan hadits diatas, saya tuliskan matan dan sanad haditsnya lengkap:

محمد بن جعفر بن عبد الرحيم، عن أحمد بن محمد بن يزيد بن سليم، عن عبد الرحمن بن عمران بن أبي ليلى أخو محمد بن عمران، عن يعقوب بن موسى الهاشمي، عن ابن أبي رواد، عن إسماعيل بن أمية، عن عكرمة، عن ابن عباس، قال: قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: "من سره أن يحيا حياتي ويموت مماتي ويسكن جنة عدن غرسها ربي فليوال عليا مِن بعدي، وليوال وليه وليقتد بالأئمة من بعدي فإنهم عترتي خلقوا من طينتي، رُزقوا فهمًا وعلمًا، ويل للمكذبين بفضلهم من أمتي القاطعين فيهم صلتي لا أنالهم الله شفاعتي".

- رواه أبو نعيم في الحلية (1/86) -ومن طريقه ابن عساكر في تاريخ دمشق (ج42/240)-

Jelas, sebuah kebohongan yang dikutip tante ... karena dalam Al-Ishobah Ibnu hajar Al-Asqolani tidak mengutip hadits diatas melainkan hadits dibawah ini :


ذكره مطين والباوردي وابن جرير وابن شاهين في الصحابة وأخرجوا من طريق أبي إسحاق عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول من أحب أن يحيا حياتي ويموت ميتتي ويدخل الجنة فليتول عليا ....

dan beliau berkomentar :

وقال بن منده لا يصح قلت في إسناده يحيى بن يعلي المحاربي وهو واه.

Sedangkan berikut lengkapnya matan dan sanadnya, dari jalur YAHYA BIN YA'LA AL-ASLAMI :

عن يحيى بن يعلى الأسلمي، عن عمار بن رزيق، عن أبي إسحاق، عن زياد بن مطرف، عن زيد بن أرقم قال: قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: "من يريد أن يحيى حياتي ويموت موتي ويسكن جنة الخلد التي وعدني ربي فليتوَلَّ علي بن أبي طالب فإنه لن يخرجكم من هدى، ولن يدخلكم في ضلالة". -

أخرجه الطبراني في الكبير (5/رقم5067)، والآجري في الشريعة (4/رقم1590)، والحاكم في المستدرك (3/128)، وأبو نعيم في الحلية (4/349-350)، والخطيب في تالي تلخيص المتشابه (2/417-418)، وابن عساكر في تاريخ دمشق (ج42/242)

Sudah jelas, bahwa yang dikitab Al-Ishobah itu salah ketik/tulis, dan yang sebenarnya DIDOIFKAN oleh Ibnu Hajar Al-Asqolani adalah Yahya bin Ya'la Al-Aslami, BUKAN yahya bin Ya'ala Al-Muharibi, sesuai dengan sanad hadits diatas (adanya cuma AL-ASLAMI BUKAN AL-MUHARIBI), buktinya adalah :

1. Hadits yang disebutkan diatas dari jalur Yahya bin Ya'la AL-ASLAMI, sedangkan AL-ASLAMI adalah DHOIF SYI'I menurut Al-Asqolani dalam kitab Taqribut Tahdzib 2/319:

يحيى بن يعلى الأسلمي الكوفي ضعيف شيعي من التاسعة. - تقريب التهذيب : (2/319)

2. Al-Asqolani men-Tsiqohkan Yahya bin Ya'la Al-Muharibi dalam Kitab Taqribut tahdib (2/319), yang tentu karangan Ibnu hajar Al-Asqolani. beliau berkomentar :

يحيى بن يعلى بن الحارث المحاربي الكوفي ثقة من صغار التاسعة مات سنة ست عشرة خ م د س ق.

Saya kira cukup segitu untuk menjawab kelakuan buruk dan kebohongan tante ini. Kedua hadits diatas emang dhoif, mau diapain lagi coba?. Bukannya saya gak suka dengan Sayyidina Ali, tapi kalo cara berargumennya kayak tante ini malah menyakiti Istri, sahabat, dan dzurriyah Rasulullah SAW.

NB : untuk melihat catatan tante Syiah ini saya share-kan buat kalian semua, baca dibawah ini ya.. biar bisa ngakak bareng , Lu menghujat sahabt dan ulama' kami, so kebongkar juga kan kedagkalan ilmu kalian.. kalo lu gak menghujat ya kita gak hujat, biasa saja.
Post a Comment

Back to Top