PERMASALAHAN MAHALLUL QIYAM KETIKA PEMBACAAN MAULID NABI SAW

Diposkan oleh Label: di
PERTANYAAN :

BAGAIMANA HUKUM TIDAK MENAATI PERINTAH NABI SAW YANG PERNAH MELARANG PARA SAHABAT UNTUK BERDIRI, NAMUN PENOLAKAN INI ADALAH DALAM RANGKA MENJAGA ADAB ???

JAWABAN :

Silahkan dicermati disini :

إعانة الطالبين - (ج 3 / ص 263)

روي عنه عليه الصلاة والسلام أنه أمر أصحابه أن لا يقوموا إذا مر بهم فمر يوما بحسان رضي الله عنه فقام وأنشد قيامي للعزيز علي فرض وترك الفروض ما هو مستقيم عجبت لمن له عقل وفهم يرى هذا الجمال ولا يقوم وقد أقره المصطفى صلى الله عليه وسلم على ذلك

وفيه حجة لمن قال إن مراعاة الأدب خير من امتثال الأمر

Diriwayatkan dari Rasulullah Saw. Beliau memerintahkan agar para sahabatnya untuk tidak berdiri ketika beliau melewati mereka, kemudian pada suatu hari beliau melewati Hassan ra., lalu Hassan berdiri dan melantunkan puisi pujian kepada beliau :

قيامى للعزيـز علىَّ فرض ..............وترك الفرض ما هو مستقيم
عجبت لمن له عقل وفهم .............. يرى هذا الجمـال فلا يقوم

Berdiriku untuk menghormati Nabi Saw. adalah wajib bagiku, sedangkan meninggalkan kewajiban adalah penyimpangan.
Aku sangat heran mengapa orang yang berakal dan mengerti tidak berdiri ketika melihat laki-laki yang tampan ini.
Sikap Hassan ini dilegitimasi oleh Rosulullah Saw., kemudian dibuat dasar ULAMA YANG MENYATAKAN BAHWA MEMELIHARA ADAB/TATA KRAMA (YAKNI BERSIKAP SOPAN KEPADA RASULULLAH SAW.) ADALAH LEBIH BAIK DARIPADA MELAKSANAKAN PERINTAH BELIAU.


(Kitab I'anatuh Tholibin karya As Sayyid Abu Bakar bin MUhammad Syatho ad Dimyathi)

PERTANYAAN :

BAGAIMANA HUKUM BERDIRI MENGHORMATI ORANG LAIN ???

JAWAB :

Permasalahan berdiri untuk orang lain ini HUKUMNYA KHILAF BAINAL ULAMA, ADA YANG TIDAK MEMBOLEHKAH DAN ADA JUGA YANG MEMBOLEHKAN DENGAN ALASAN TERTENTU.

Perincian yang baik bisa dilihat disini :

Al Imam Al Hafizh Al Ainiy dalam permasalahan ini memberikan perincian :

عمدة القاري شرح صحيح البخاري - (ج 32 / ص 494)

وعن أبي الوليد بن رشد أن القيام على أربعة أوجه الأول محظور وهو أن يقع لمن يريد أن يقام إليه تكبرا وتعاظما على القائمين إليه والثاني مكروه وهو أن يقع لمن لا يتكبر ولا يتعاظم على القائمين ولكن يخشى أن يدخل نفسه بسبب ذلك ما يحذر ولما فيه من التشبه بالجبابرة والثالث جائز وهو أن يقع على سبيل البر والإكرام لمن لا يريد ذلك ويؤمن معه التشبه بالجبابرة والرابع مندوب وهو أن يقوم لمن قدم من سفر فرحا بقدومه ليسلم عليه أو إلى من تجددت له نعمة فيهنيه بحصولها أو مصيبة فيعزيه بسببها

Dari Abi Walid bin Rusyd bahwasanya berdiri itu ada empat macam : Pertama : Di larang, hal ini terjadi bagi orang yang menginginkan agar-agar diperlakukan kepadanya karena kesombongan dan pengagungan atas orang2 yg berdiri kepadanya. Kedua : Makruh, hal ini terjadi bagi orang yang tidak sombong serta tidak mengagungkan diri kepada orang-orang yang berdiri kepadanya, namun dia khawatir dirinya akan kemasukan perkara yang dilarang dan perkara yang menyerupai Jababiroh (penguasa2 otoriter) disebabkan hal tsb. Ketiga : Boleh, hal ini terjadi atas dasar kebaikan dan memulyakan terhadap orang yg menginginkan hal tsb serta aman dari menyerupai jababiroh. Keempat : Dianjurkan, hal ini terjadi bagi oragyang datang dari bepergian karena rasa gembira atas kedatangannya agar dia bisa mengucap salam kepadanya atau terhadap orang yang baru saja mendapatkan kenikmatan lalu dia mengucapkan selamat atas apa yg di dapatnya atau terjadi musibah kemudian dia berta’ziyah kepadanya atas sebab musibah tsb.

Al Imam Al Muhaddits Asy Syekh Al Mubarokfuriy juga menukil ucapan Al Imam Al Hafizh Al Ainiy diatas serta memberi tambahan :

تحفة الأحوذي - (ج 8 / ص 27)

وقال الغزالي القيام على سبيل الاعظام مكروه وعلى سبيل البر والإكرام لا يكره
 
قال الحافظ في الفتح هذا تفصيل حسن

Al Imam Al-Ghazzaliy berkata :Berdiri dengan alasan pengagungan hukumnya MAKRUH, sedang berdiri dengan alasan BERBUAT BAIK DAN MEMULYAKAN hukumnya TIDAK DIMAKRUHKAN.

Al Imam Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolaniy di dalam kitab Fathul Bariy berkata : Ini merupakan rincian yang cukup baik.


Dan ini adalah pendapat ulama-ulama yang membolehkan beserta alasannya :

Al Imam Al Hafizh Al Ainiy juga menukil ucapan Al Imam Al Hafizh Al Baihaqiy :

عمدة القاري شرح صحيح البخاري - (ج 32 / ص 494)

وقال البيهقي القيام على وجه البر والإكرام جائز كقيام الأنصار لسعد وطلحة لكعب ولا ينبغي لمن يقام له أن يعتقد استحقاقه لذلك حتى إن ترك القيام له حنق عليه أو عاتبه أو شكاه

Al Baihaqiy berkata : Berdiri karena alasan BERBUAT BAIK dan MEMULYAKAN itu BOLEH sebagaimana berdirinya kaum Anshor kepada Sa'ad dan Talhah untuk Ka'ab. Dan tidak seyogyanya bagi orang yang diperlakukan baginya hal tsb untuk beri'tikad bahwa dia berhak atas hal tsb, sehingga apabila berdiri tsb tidak dilakukan kepadanya maka dia menjadi marah, menegur atau mengadu kepadanya.

Al Imam Al Hafizh An Nawawi di dalam kitab Al Adzkar :

الأذكار - (ج 1 / ص 268)

فصل : وأما إكرام الداخل بالقيام ، فالذي نختاره أنه مستحب لمن كان فيه فضيلة ظاهرة من علم أو صلاح أو شرف أو ولاية مصحوبة بصيانة ، أوله ولادة أو رحم مع سن ونحو ذلك ، ويكون هذا القيام للبر والإكرام والاحترام ، لا للرياء والإعظام ، وعلى هذا الذي اخترناه استمر عمل السلف والخلف ، وقد جمعت في ذلك جزءا جمعت فيه الأحاديث والآثار وأقوال السلف وأفعالهم الدالة على ما ذكرته ، ذكرت فيه ما خالفها ، وأوضحت الجواب عنه ، فمن أشكل عليه من ذلك شئ ورغب في مطالعة ذلك الجزء

رجوت أن يزول إشكاله إن شاء الله تعالى ، والله أعلم.

Pasal : Adapun memuliakan orang yang datang dengan berdiri, pendapat yang kami pilih bahwa hal itu disunnahkan pada orang yang mempunyai keutamaan yang nyata dalam hal ilmu, kebaikan, kemuliaan, kekuasaan, atau yang lainnya. Sikap berdiri ini dalam rangka mewujudkan kebaikan, pemuliaan, dan penghormatan; bukan untuk riya’ dan pengagungan. Perbuatan ini senantiasa dilakukan oleh salaf dan khalaf. Aku telah mengumpulkan permasalahan tsb dalam beberapa juz, dimana di dalamnya terdapat hadis-hadis, atsar-atsar dan ucapan-ucapan para ulama salaf dan perbuatan-perbuatan mereka yang menunjukkan atas perkara yang telah aku sebutkan. Aku sebutkan disitu pendapat yang menentangnya dan aku jelaskan jawaban atasnya. Barang siapa merasa ada ganjalan terhadapnya dan masih bersedia mempelajari balasanku maka aku akan bersedia pula menghilangkan ganjalannya, Insya Allah. Wallahu a’lam

Al Imam As Sayyid Abu Bakar Syatho ad Dimyathi dalam I'anatuth Tholibin berkata :

فائدة: جرت العادة أن الناس إذا سمعوا ذكر وضعه يقومون تعظيما له وهذا القيام مستحسن لما فيه من تعظيم النبي وقد فعل ذلك كثير من علماء الأمة الذين يقتدى بهم اه

[ FAEDAH ] Telah menjadi kebiasaan saat orang-orang mendengar disebutkan kelahiran(Maulid) Nabi Muhammad, mereka berdiri untuk memberikan penghormatan, berdiri semacam ini dianggap bagus/istihsan karena didalamnya mengandung pengagungan terhadap Nabi, dan yang demikian telah dikerjakan oleh mayoritas Ulama yang pantas untuk diikuti. [ Syekh Abu Bakar Muhammad Syathaa ad-Dimyaathi “ I’aanah at-Thoolibiin III/363 ].

Al-‘Allaamah Burhanuddin Al-Halaby berkata :

ومن الفوائد انه جرت عادة كثير من الناس اذا سمعوا بذكر وضعه صلى الله عليه وسلم أن يقوموا تعظيما له صلى الله عليه وسلم وهذا القيام بدعة لا أصل لها : أي لكن هي بدعة حسنة , لانه ليس كل بدعة مذمومة . وقد قال سيدنا عمر رضي الله تعالى عنه في اجتماع الناس لصلاة التراويح : نعمت البدعة

“Termasuk faedah-faedah yang biasa terjadi dikebanyakan masyarakat adalah saat mereka mendengar disebutkan kelahiran Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wasallam, mereka berdiri untuk memberikan penghormatan, Sesungguhnya berdiri semacam ini termasuk bidah yang tidak ada asalnya namun ia tergolong bidah yang baik/Hasanah karena tidak setiap bidah itu tercela, adalah sayyidina Umar ra berkata saat mengumpulkan orang-orang untuk melaksanakan shalat taraweh “Sebaik-baiknya bid’ah adalah yang ini(shalat tarawih dengan berjamaah)”, dan yang demikian telah dikerjakan oleh mayoritas Ulama yang pantas untuk diikuti. [ As-Sirah al-Halabiyyah I/136 ].

Al-Allaamah Asy Syekh An-Nabhaany berkata :

جرت العادة بأنه إذا ساق الوعاظ مولده صلى الله عليه وسلم وذكروا وضع أمه له قام الناس عند ذلك تعظيما له صلى الله عليه وسلم وهذا القيام بدعة حسنة لما فيه من إظهار السرور والتعظيم له صلى الله عليه وسلم بل مستحبة لم غلب عليه الحب والإجلال لهذا النبي الكريم عليه أفضل الصلاة وأتم التسليم

“Telah menjadi kebiasaan saat para penasehat menghaturkan bacaan Maulid Nabi kala tiba pada kalimah وضع أمه له (Beliau dilahirkan oleh ibunya), orang-orang berdiri untuk memberikan penghormatan, berdiri semacam ini bid’ah hasanah karena menampakkan kebahagiaan dan pengagungan pada Nabi bahkan dapat tergolong sunnah saat dilakukan dengan penuh rasa suka cita dan pengagungan pada Nabi”. [ Jawaahir al-Bihaar III/383 ].

Al Imam Asy Syekh al-Bujairimi menulis pendapatnya :

وكتب البجيرمي: قوله ويسن القيام لاهل الفضل: لا ينافي ذلك قوله (ص): من أحب أن يتمثل الناس بين يديه قياما فليتبوأ مقعده من النار لانه محمول على من أحب أن يقام له، وقد روي عنه عليه الصلاة والسلام أنه أمر أصحابه أن لا يقوموا إذا مر بهم، فمر يوما بحسان رضي الله عنه فقام وأنشد: قيامي للعزيز علي فرض وترك الفروض ما هو مستقيم عجبت لمن له عقل وفهم يرى هذا الجمال ولا يقوم ! وقد أقره المصطفى (ص) على ذلك.

وفيه حجة لمن قال: إن مراعاة الادب خير من امتثال الامر.

Syekh al-Bujairimi menulis pendapatnya : Disunatkan berdiri untuk menghormat orang yang mulia, tanpa mengesampingkan sabda Rasulullah Saw., Barangsiapa merasa senang jika orang-orang berdiri di depannya untuk menghormatinya, maka hendaklah ia menempati tempatnya di neraka”, karena sabda Rasulullah Saw. Tersebut diterapkan pada pada orang yang senang mendapat penghormatan dengan berdirinya orang lain di depannya. Diriwayatkan dari Rasulullah Saw. Beliau memerintahkan agar para sahabatnya untuk tidak berdiri ketika beliau melewati mereka, kemudian pada suatu hari beliau melewati Hassan ra., lalu Hassan berdiri dan melantunkan puisi pujian kepada beliau : Berdiriku untuk menghormati Nabi Saw. adalah wajib bagiku, sedangkan meninggalkan kewajiban adalah penyimpangan.

Aku sangat heran mengapa orang yang berakal dan mengerti tidak berdiri ketika melihat laki-laki yang tampan ini.

Sikap Hassan ini dilegitimasi oleh Rosulullah Saw., kemudian dibuat dasar oleh ULAMA YANG MENGATAKAN BAHWA MEMELIHARA TATA KRAMA (YAKNI BERSIKAP SOPAN KEPADA RASULULLAH SAW.) ADALAH LEBIH BAIK DARIPADA MELAKSANAKAN PERINTAH.

(Kitab Ianatuth Tholibin hal.263 jilid 3 cet. Toha Putera Semarang)

PERTANYAAN :

APAKAH RUH RASULULLAH SAW BISA HADHIR KETIKA MAHALLUL QIYAM SAAT PEMBACAAN MAULID NABI SAW ????

JAWABAN :

Ibnul Qoyyim al Jauziy, Muridnya Ibnu Taimiyyah berkata dalam kitab Ar Ruh :
 
الروح - (ج 1 / ص 91)

وقال سلمان الفارسى أرواح المؤمنين في برزخ من الأرض تذهب حيث شاءت

Salman Al Farisi berkata : Arwah kaum mu’minin berada di alam barzah dekat dari bumi dan dapat pergi ke mana saja menurut kehendaknya.

Perkataan yang diriwayatkan dari sahabat Salman Ra ini menurut Ibnul Qoyyim merupakan ucapan/pendapat yang kuat :

الروح - (ج 1 / ص 108)

وهذا قول قوى

Hal ini adalah ucapan/pendapat yang kuat.

SEMOGA BERMANFAAT........... WALLOHU A'LAM
 
By : Dodi El-Hasyimi 

1 comment:

Back to Top