Klo kmren sempat heboh dengan pernyataan tengku wisnu (dan para salafi/wahabi indonesia) yang mengatakan hadits mengadzani bayi itu dloif dan dia tidak dilakukannya, hal ini berbanding terbalik dengan fatwa yang dikeluarkan oleh Lajnah Daimah Arab Saudi yang merupakan rujukan utama salafi, yang mengatakan haditsnya shohih dan "MUSTAHAB" (dianjurkan/disunnahkan) dikerjakan. Berikut fatwanya:
س9: هل من السنة أن يؤذن في أذن الصبي؟
ج9: يستحب أن يؤذن في الأذن اليمنى للمولود وأن يقيم في أذنه اليسرى وذلك حين يولد، لحديث عبيد الله بن أبي رافع عن أبيه رضي الله عنه قال: رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم أذن في أذن الحسن بن علي حين ولدته فاطمة بالصلاة رضي الله عنهما رواه الترمذي وقال: هذا حديث صحيح والعمل عليه - أي: عند العلماء- ورواه أحمد وأبو داود والحاكم والبيهقي وغيرهم.
Soal : Apakah mengadzani dan mengiqomahi bayi itu bagian dari sunnah ?
Jawab : Dianjurkan/disunnahkan mengadzani pada telinga kanan dan mengiqomahi pada telinga kiri bayi yang baru lahir, berdasarkan hadits ubaidillah bin abi rafi' dari ayahnya berkata : "aku melihat rasulullah SAW mengadzani pada telingan Hasan bin Ali (cucunya) selepas fatimah melahirkannya dgn adzan sholat" (HR. At-Tirmidzi) beliau berkomentar hadits ini shohih dan para ulama mengamalkannya. diriwayatkan juga Imam Ahmad, Abu Daud, Al-Hakim, Baihaqi, dan selainnya.
-- kemudian lajnah daimah mengutip hikmah amalan ini dari ibnul qayyim---
Fatwa lengkapnya silahkan baca : http://www.alifta.net/fatawa/fatawaDetails.aspx?languagename=ar&BookID=3&View=Page&PageNo=1&PageID=15115
Lebih lanjut, bagaimana menurut ulama madzhab??
Umumnya para ulama di dalam mazhab Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah menyunnahkan adzan untuk bayi yang baru lahir, yaitu pada telinga kanan dan iqamat dikumandangkan pada telinga kirinya.
Selain mazhab Asy-Syafi’iyah, umumnya ulama tidak menyunnahkannya, meski mereka juga tidak mengatakannya sebagai bid’ah. Mazhab Al-Hanafiyah menuliskan masalah adzan kepada bayi ini dalam kitab-kitab fiqih mereka, tanpa menekankannya.
Namun mazhab Al-Malikiyah memkaruhkan secara resmi dan mengatakan bahwa adzan pada bayi ini hukumnya bid’ah. Walau pun ada sebagian ulama dari kalangan Al-Malikiyah yang membolehkan juga.[nihayatul Muhtaj jilid 3 hal. 133]
2. Pendapat Umar bin Abdul Aziz
Diriwayatkan daam kitab Mushannaf Abdurrazzaq bahwa Umar bin Abdul Aziz apabila mendapatkan kelahiran anaknya, beliau mengadzaninya pada telinga kanan dan mengiqamatinya pada telinga kiri.[Mushannaf Abdurrazzaq, jilid 4 hal. 336]
3. Pendapat Ibnu Qudamah
Ibnu Qudamah sebagai salah satu icon ulama mazhab Al-Hanabilah menuliskan tentang masalah ini di dalam kitab fiqihnya yang fenomenal, Al-Mughni.
قال بعض أهل العلم: يستحب للوالد أن يؤذن في أذن ابنه حين يولد
Sebagian ahli ilmu berpendapat hukumnya mustahab (disukai) bagi seorang ayah untuk mengumandangkan adzan di telinga anaknya ketika baru dilahirkan. [Ibnu Qudamah, jilid 11 hal, 120]
Referensi dari berbagai sumber:
-rumahfiqih dll.
-Rofiah adawiyah, September 2014
س9: هل من السنة أن يؤذن في أذن الصبي؟
ج9: يستحب أن يؤذن في الأذن اليمنى للمولود وأن يقيم في أذنه اليسرى وذلك حين يولد، لحديث عبيد الله بن أبي رافع عن أبيه رضي الله عنه قال: رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم أذن في أذن الحسن بن علي حين ولدته فاطمة بالصلاة رضي الله عنهما رواه الترمذي وقال: هذا حديث صحيح والعمل عليه - أي: عند العلماء- ورواه أحمد وأبو داود والحاكم والبيهقي وغيرهم.
Soal : Apakah mengadzani dan mengiqomahi bayi itu bagian dari sunnah ?
Jawab : Dianjurkan/disunnahkan mengadzani pada telinga kanan dan mengiqomahi pada telinga kiri bayi yang baru lahir, berdasarkan hadits ubaidillah bin abi rafi' dari ayahnya berkata : "aku melihat rasulullah SAW mengadzani pada telingan Hasan bin Ali (cucunya) selepas fatimah melahirkannya dgn adzan sholat" (HR. At-Tirmidzi) beliau berkomentar hadits ini shohih dan para ulama mengamalkannya. diriwayatkan juga Imam Ahmad, Abu Daud, Al-Hakim, Baihaqi, dan selainnya.
-- kemudian lajnah daimah mengutip hikmah amalan ini dari ibnul qayyim---
Fatwa lengkapnya silahkan baca : http://www.alifta.net/fatawa/fatawaDetails.aspx?languagename=ar&BookID=3&View=Page&PageNo=1&PageID=15115
Lebih lanjut, bagaimana menurut ulama madzhab??
Umumnya para ulama di dalam mazhab Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah menyunnahkan adzan untuk bayi yang baru lahir, yaitu pada telinga kanan dan iqamat dikumandangkan pada telinga kirinya.
Selain mazhab Asy-Syafi’iyah, umumnya ulama tidak menyunnahkannya, meski mereka juga tidak mengatakannya sebagai bid’ah. Mazhab Al-Hanafiyah menuliskan masalah adzan kepada bayi ini dalam kitab-kitab fiqih mereka, tanpa menekankannya.
Namun mazhab Al-Malikiyah memkaruhkan secara resmi dan mengatakan bahwa adzan pada bayi ini hukumnya bid’ah. Walau pun ada sebagian ulama dari kalangan Al-Malikiyah yang membolehkan juga.[nihayatul Muhtaj jilid 3 hal. 133]
2. Pendapat Umar bin Abdul Aziz
Diriwayatkan daam kitab Mushannaf Abdurrazzaq bahwa Umar bin Abdul Aziz apabila mendapatkan kelahiran anaknya, beliau mengadzaninya pada telinga kanan dan mengiqamatinya pada telinga kiri.[Mushannaf Abdurrazzaq, jilid 4 hal. 336]
3. Pendapat Ibnu Qudamah
Ibnu Qudamah sebagai salah satu icon ulama mazhab Al-Hanabilah menuliskan tentang masalah ini di dalam kitab fiqihnya yang fenomenal, Al-Mughni.
قال بعض أهل العلم: يستحب للوالد أن يؤذن في أذن ابنه حين يولد
Sebagian ahli ilmu berpendapat hukumnya mustahab (disukai) bagi seorang ayah untuk mengumandangkan adzan di telinga anaknya ketika baru dilahirkan. [Ibnu Qudamah, jilid 11 hal, 120]
Referensi dari berbagai sumber:
-rumahfiqih dll.
-Rofiah adawiyah, September 2014