AJARAN MENCINTAI SESAMA SAUDARANYA DALAM INJIL DAN ISLAM

Diposkan oleh Label: di
Love you All

قال سيدنا محمد صلى الله عليه وآله وسلم:
(لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه)..
البخاري ومسلم

Nabi Muhammad SAW bersabda : " Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (HR. Bukhari-Muslim)

وقال سيدنا المسيح عليه السلام:
"إن قال أحد إني أحب الله وأبغض أخاه فهو كاذب لان من لا يحب اخاه الذي ابصره كيف يقدر ان يحب الله الذي لم يبصره".. يوحنا ٤:٢٠

Nabi Isa Al-Masih As berkata :
jika seseorang mengatakan sesungguhnya aku mencintai Allah akan tetapi membenci saudaranya maka dia adalah pembohong, krena sesunguhnya orang yang tidak mencintai saudaranya yang ia dapat lihat, bagaimana Ia dapat mencintai Allah yang tidak Ia lihat?. . . (Injil Yohanes 4:20)

Catatan saja, boleh tidak mengutip cerita israiliyat atau Injil dalam hal ini?

Abu Hurairah berkata :

كان أهل الكتاب يقرؤون التوراة بالعبرانية ، ويفسرونها بالعربية لأهل الإسلام ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لا تصدقوا أهل الكتاب ولا تكذبوهم ، وقولوا: ( آمَنَّا بِالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَأُنْزِلَ إِلَيْكُمْ)

“Ahli Kitab membaca Taurat dengan bahasa Ibrani dan mereka menafsirkankannya dengan bahasa Arab kepada pemeluk Islam, maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam berkata : “Janganlah kamu membenarkan ahli kitab dan jangan pula mendustakan mereka”, katakanlah : “Kami beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu” (QS. Al-Ankabuut : 46) [HR. Al-Bukhari no. 4215].

Al khathabi memberikan penjelasan mengenai hadist ini, dia mengatakan:
“Tidak ada larangan untuk MENDUSTAKAN mereka jika terdapat nash yang BERTENTANGAN dengannya, dan tidak ada larangan untuk MEMBENARKAN mereka dalam hal-hal yang ADA NASH SYARA' YANG SESUAI dengannya. Hadist ini, yaitu "janganlah kalian membenarkannya dan jangan mendustakan", adalah dasar wajibnya tawaqquf (diam) terhadap perkara-perkara yang meragukan yang belum diketahui apakah shahih atau Bathil, dan tidak diketahui pula halal-haramnya.." (Al Manar Fii Ulumul Qur’an)
Post a Comment

Back to Top