Ketika lebaran (hari raya) sering kita mendengar dan orang mengucapkan:
"Minal ‘Aidin walfaizin
Mohon Maaf Lahir Batin"
Taukah anda bahwa ini bukan bahasa arab dan terjamahannya, melainkan sebuah pantun kilat atau karmina (pantun 2 baris), budaya anak negeri.
Seperti kita tau bahwa Pantun adalah puisi Melayu asli yang sangat mengakar dan membudaya dalam masyarakat Indonesia pada khusunya. Sehingga muncullah pantun seperti diatas agar pesan dan permintaan maaf dihari raya lebih merakyat dan dan bernilai karya sastra melayu (Indonesia) yaitu pantun itu sendiri.
Pantun diatas kalau dijabarkan terdiri dari sebuah doa :
تقبّل الله منّا ومنكم صيامنا وصيامكم ﻭﺟﻌﻠﻨﺎ من العائدين والفائزين كل عام و انتم بخير
”Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum wa ja’alna MINAL AIDIN WAL FAIZIN, kullu 'amin wa antum bi khairin”
Yang berarti: “Semoga Allah menerima puasa kami dan puasa kamu, dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan Ramadhan) sebagai orang-orang yang menang (melawan hawa nafsu selama ramadlan), dan Semoga sepanjang tahun dalam keadaan baik - baik .”
Kenapa dalam pantun itu ada "PERMOHONAN MAAF"?
Di hari Idul Fitri, jiwa kita akan merasa tenang dan tenteram karena dosa-dosa kita kepada Allah telah diampuni dan telah dihapus, berkat puasa Ramadhan yang telah kita lakukan karena dorongan iman dan mengharapkan pahala dari Allah, sebagaimana sabda Nabi Muhammad :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah , niscaya diampuni dosa-dosanya telah lalu. (Muttafaqun 'alaih.)
Sedangkan permohonan maaf kepada keluarga, kaum kerabat dan famili, teman, tetangga dan kenalan kita dari kejahatan, kesalahan serta perbuatan dzalim yang pernah kita lakukan terhadap mereka, agar jiwa kita benar-benar terbebas dari dosa kepada Allah dan kesalahan kepada sesama manusia. Dan dengan demikian kita akan dapat merasakan kebahagiaan yang sejati dan demi menyambung silaturrahmi.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ، وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِيْ إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا.
Orang yang menyambung tali silaturrahmi bukanlah orang yang menyambungnya sebagai balasan, namun orang yang benar-benar menyambung tali silaturrahmi adalah apabila hubungan kekerabatannya diputus ia terus menyambungnya. (HR. Bukhari 1/559)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia menyambung tali silaturrahmi. (HR. Bukhari 6138)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
Siapa yang suka untuk diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturrahmi. (HR. Bukhari 5986 & Muslim 2557)
Dari Abu Ayyub al-Anshori radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ada seorang laki-laki yang berkata: “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku akan amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan diriku dari api neraka.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab dengan sabda beliau:
تَعْبُدُ اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ.
Engkau beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, menegakkan sholat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturrahmi. (HR. Bukhari 1396 & Muslim 13)
Begitulah kearifan budaya dan sastra Indonesia, jangan sampai hal ini tergerus oleh jaman.
Bagaimana, Indah bukan?? :)